SUPERVISI PENDIDIKAN
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Peningkatan Mutu Pembelajaran”
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi
manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat
serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik
diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu
menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha pengembangan
sumber daya manusia (SDM), walaupun usaha pengembangan SDM tidak hanya
dilakukan melalui pendidikan khususnya pendidikan formal ( sekolah ). Tetapi
sampai detik ini, pendidikan masih dipandang sebagai sarana dan wahana utama
untuk pengembangan SDM yang dilakukan dengan sistematis, programatis, dan
berjenjang.
Kemajuan pendidikan dapat dilihat dari kemampuan dan kemauan
dari masyarakat untuk menangkap proses informatisasi dan kemajuan teknologi.
Karena Proses informatisasi yang cepat karena kemajuan teknologi semakin
membuat horizon kehidupan didunia semakin meluas dan sekaligus semakin
mengerut.
Hal ini berarti berbagai masalah kehidupan manusia menjadi
masalah global atau setidak-tidaknya tidak dapat dilepaskan dari pengaruh
kejadian dibelahan bumi yang lain, baik masalah politik, ekonomi , maupun
sosial.
Sejalan
dengan hal diatas, Tilaar menyatakan bahwa :
“ Kesetiakawanan sosial umat manusia semakin kental, hal ini
berarti kepedulian umat manusia terhadap sesamanya semakin merupakan tugas
setiap manusia, pemerintah, dan sistem pendidikan nasional. Selanjutnya
dikatakan pula bahwa pendidikan bertugas untuk mengembangkan kesadaran akan
tanggung jawab setiap warga Negara terhadap kelanjutan hidupnya, bukan saja
terhadap lingkungan masyarakat dan Negara, juga umat manusia.” (H.A.R Tilaar ,
2004 :4)
Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa manusia tidak dapat
hidup sendiri tanpa bantuan orang lain; setiap manusia akan selalu membutuhkan
dan berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai segi kehidupan.
Kesetiakawanan sosial yang merupakan bagian dari proses pendidikan dan
pembelajaran mempunyai peranan yang sangat kuat bagi individu untuk
berkomunikasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan hidupnya.
Interaksi antarmanusia dapat terjadi dalam berbagai segi
kehidupan di belahan bumi, baik dibidang pendidikan,ekonomi, sosial, politik
budaya, dan sebagainya. Interaksi di bidang pendidikan dapat diwujudkan melalui
interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan masyarakat , guru
dengan guru, guru dengan masyarakat disekitar lingkungannya.
Apabila dicermati proses interaksi siswa dapat dibina dan
merupakan bagian dari proses pembelajaran, seperti yang dikemukan oleh Corey
(1986 ) dalam Syaiful Sagala (2003 : 61 ) dikatakan bahwa :
“ Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam
tingkah laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons
terhadap situasi tertentu.”
Dari uraian diatas, proses pembelajaran yang baik dapat
dilakukan oleh siswa baik didalam maupun diluar kelas, dan dengan karakteristik
yang dimiliki oleh siswa diharapkan mereka mampu berinteraksi dan
bersosialisasi dengan teman- temannya secara baik dan bijak.
Guru dituntut lebih kreatif, inovatif, tidak merasa sebagai
teacher center, menempatkan siswa tidak hanya sebagai objek belajar tetapi juga
sebagai subjek belajar dan pada akhirnya bermuara pada proses pembelajaran yang
menyenangkan, bergembira, dan demokratis yang menghargai setiap pendapat
sehingga pada akhirnya substansi pembelajaran benar-benar dihayati.
Untuk menciptakan situasi yang diharapkan seoarang guru harus mempunyai syarat-syarat
dalam mengajar dan membangun pembelajaran siswa agar efektif dikelas, saling
bekerjasama dalam belajar sehingga tercipta suasana yang menyenangkan dan
saling menghargai (demokratis) , diantaranya :
1. Guru harus lebih banyak menggunakan
metode pada waktu mengajar, variasi metode mengakibatkan penyajian bahan lebih
menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa, sehingga kelas menjadi hidup,
metode pelajaran yang selalu sama( monoton ) akan membosankan siswa.
2. Menumbuhkan motivasi, hal ini sangat
berperan pada kemajuan , perkembangan siswa,. Selanjutnya melalui proses
belajar, bila motivasi guru tepat dan mengenai sasaran akan meningkatkan
kegiatan belajar, dengan tujuan yang jelas maka siswa akan belajar lebih tekum,
giat dan lebih bersemangat.(Slamet ,1987 :92 )
Disisi lain
menurut Hartono Kasmadi (1993 :24) bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
dimana pengajar masih memegang peran yang sangat dominan, pengajar banyak
ceramah (telling method) dan kurang membantu pengembangan aktivitas
murid .
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
Faktor-Faktor dominan dalam peningkatan mutu pembelajaran ?
2. Apa
saja unsur–unsure yang terlibat dalam peningkatan mutu pembelajaran ?
3. Bagaimana
strategi peningkatan mutu pembelajaran di sekolah ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Faktor-Faktor Dominan dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Selanjutnya untuk meningkatkan mutu pembelajaran menurut
Sudarwan Danim (2007 : 56 ), yaitu dengan melibatkan lima faktor yang dominan :
1. Kepemimpinan Kepala sekolah; kepala
sekolah harus memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau
bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam
bekerja, memberikanlayananyang optimal, dan disiplin kerja yang kuat.
2. Siswa; pendekatan yang harus
dilakukan adalah “anak sebagai pusat “ sehingga kompetensi dan kemampuan siswa
dapat digali sehingga sekolah dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada
siswa .
3. Guru; pelibatan guru secara maksimal
, dengan meningkatkan kopmetensi dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar,
MGMP, lokakarya serta pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut
diterapkan disekolah.
4. Kurikulum; sdanya kurikulum yang
ajeg / tetap tetapi dinamis , dapat memungkinkan dan memudahkan standar mutu
yang diharapkan sehingga goals (tujuan ) dapat dicapai secara maksimal;
5. Jaringan Kerjasama; jaringan
kerjasama tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan masyarakat semata
(orang tua dan masyarakat ) tetapi dengan organisasi lain, seperti perusahaan /
instansi sehingga output dari sekolah dapat terserap didalam dunia kerja
Berdasarkan pendapat diatas, perubahan paradigma harus
dilakukan secara bersama-sama antara pimpinan dan karyawan sehingga mereka
mempunyai langkah dan strategi yang sama yaitu menciptakan mutu dilingkungan
kerja khususnya lingkungan kerja pendidikan. Pimpinan dan karyawan harus
menjadi satu tim yang utuh (teamwork ) yangn saling membutuhkan dan
saling mengisi kekurangan yang ada sehingga target (goals ) akan
tercipta dengan baik
B.
Unsur-unsur yang terlibat dalam
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Unsur yang terlibat dalam peningkatan mutu pembelajaran
dapat lihat dari sudut pandang makro dan mikro pendidikan, seperti yang
dijabarkan di bawah ini :
1. Pendekatan Mikro Pendidikan :
Yaitu
suatu pendekatan terhadap pendidikan dengan indicator kajiannya dilihat dari
hubungan antara elemen peserta didik, pendidik, dan interaksi keduanya dalam
usaha pendidikan. Secara lengkap elemen mikro sebagai berikut :
- Kualitas manajemen
- Pemberdayaan satuan pendidikan
- Profesionalisme dan ketenagaan
- Relevansi dan kebutuhan.
Berdasarkan
tinjauan mikro elemen guru dan siswa yang merupakan bagian dari pemberdayaan
satuan pendidikan merupakan elemen sentral. Pendidikan untuk kepentingan
peserta didik mempunyai tujuan, dan untuk mencapai tujuan ini ada berbagai
sumber dan kendala, dengan memperhatikan sumber dan kendala ditetapkan bahan
pengajaran dan diusahakan berlangsungnya proses untuk mencapai tujuan. Proses
ini menampilkan hasil belajar. hasil belajar perlu dinilai dan dari hasil
penilaian dapat merupakan umpan balik sebagai bahan masukan dan pijakan.
Secara
mikro diagram alur proses pendidikan dapat dilihat dibawah ini :
Sumber : Ety Rochaety,dkk (2005:8 )
Dari
gambar diatas, bahwa pengetahuan teori yang didapatkan dari seorang guru
melalui kualitas manajemen dengan harapan tujuan pendidikan akan tercapai,
tujuan akan tercapai jika dibekali dengan bahan sehingga proses pendidikan akan
terlaksana dengan baik sehingga akan menghasilkan penampilan (hasil belajar)
hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu melalui penilaian dengan
dasar criteria penilaian , hasil dari penampilan akan dijadikan umpan balik.
2. Pendekatan Makro Pendidikan ;
Yaitu kajian pendidikan dengan elemen yang lebih luas dengan
elemen sebagai berikut:
- >Standarisasi pengembangan kurikulum
- Pemerataan dan persamaan, serta keadilan
- Standar mutu
- Kemampuan bersaing.
Tinjauan makro pendidikan menyangkut berbagai hal yang
digambarkan dalam dua bagan ( P.H Coombs, 1968 ) dalam Etty Rochaety, dkk (2005
: 8 ) bahwa pendekatan makro pendidikan melalui jalur pertama yaitu INPUT
SUMBER – PROSES PENDIDIKAN – HASIL PENDIDIKAN , seperti pada gambar di bawah
ini :
Sumber : Ety Rochaety, dkk (2005 : 9 )
Input sumber pendidikan akan mempengaruhi dalam kegiatan
proses pendidikan, dimana proses pendidikan didasari oleh berbagai unsur
sehingga semakin siap suatu lembaga dan semakin lengkap komponen pendidikan
yang dimiliki maka akan menciptakan hasil pendidikan yang berkualitas.
Selanjutnya Syaiful Sagala (2004 : 9 ) menyatakan solusi
manajemen pendidikan secara mikro dan makro yang dituangkan dalam gambar
berikut :
Sumber: Syaiful Sagala (2004 : 9)
C.
Strategi Peningkatan Mutu
Pembelajaran di Sekolah
Secara umum untuk meingkatkan mutu pendidikan harus diawali
dengan strategi peningkatan pemerataan pendidikan, dimana unsure makro dan
mikro pendidikan ikut terlibat, untuk menciptakan (Equality dan Equity )
, mengutip pendapat Indra Djati Sidi ( 2001 : 73 ) bahwa pemerataan pendidikan
harus mengambil langkah sebagai berikut :
- Pemerintah menanggung biaya minimum pendidikan yang diperlukan anak usia sekolah baik negeri maupun swasta yang diberikan secara individual kepada siswa.
- Optimalisasi sumber daya pendidikan yang sudah tersedia, antara lain melalui double shift ( contoh pemberdayaan SMP terbuka dan kelas Jauh )
- Memberdayakan sekolah-sekolah swasta melalui bantuan dan subsidi dalam rangka peningkatan mutu embelajaran siswa dan optimalisasi daya tampung yang tersedia.
- Melanjutkan pembangunan Unit Sekolah Baru (USB ) dan Ruang Kelas Baru (RKB ) bagi daerah-daerah yang membutuhkan dengan memperhatikan peta pendidiakn di tiap –tiap daerah sehingga tidak mengggangu keberadaan sekolah swasta.
- Memberikan perhatian khusus bagi anak usia sekolah dari keluarga miskin, masyarakat terpencil, masyarakat terisolasi, dan daerah kumuh.
- Meningkatkan partisipasi anggota masyarakat dan pemerintah daerah untuk ikut serta mengangani penuntansan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Sedangkan peningkatan mutu sekolah secara umum dapat diambil
satu strategi dengan membangun Akuntabilitas pendidikan dengan pola
kepemimpinan , seperti kepemimpinan sekolah Kaizen ( Sudarwan Danim,
2007 : 225 )yang menyarankan :
- Untuk memperkuat tim-tim sebagai bahan pembangun yang fundamental dalam struktur perusahaan
- Menggabungkan aspek –aspek positif individual dengan berbagai manfaat dari konsumen
- Berfokus pada detaiol dalam mengimplementasikan gambaran besar tentang perusahaan
- Menerima tanggung jawab pribadi untuk selalu mengidentifikasikan akar menyebab masalah
- Membangun hubungan antarpribadi yang kuat
- Menjaga agar pemikiran tetap terbuka terhadap kritik dan nasihat yang konstruktif
- Memelihara sikap yang progresif dan berpandangan ke masa depan
- Bangga dan menghargai prestasi kerja
- Bersedia menerima tanggung jawab dan mengikuti pelatihan
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Selanjutnya untuk meningkatkan mutu pembelajaran menurut
Sudarwan Danim (2007 : 56 ), yaitu dengan melibatkan lima faktor yang dominan :
1. Kepemimpinan Kepala sekolah; kepala
sekolah harus memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau
bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam
bekerja, memberikanlayananyang optimal, dan disiplin kerja yang kuat.
2. Siswa; pendekatan yang harus
dilakukan adalah “anak sebagai pusat “ sehingga kompetensi dan kemampuan siswa
dapat digali sehingga sekolah dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada
siswa .
3. Guru; pelibatan guru secara maksimal
, dengan meningkatkan kopmetensi dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar,
MGMP, lokakarya serta pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut
diterapkan disekolah.
Unsur yang terlibat dalam peningkatan mutu pembelajaran
dapat lihat dari sudut pandang makro dan mikro pendidikan
Secara umum untuk meingkatkan mutu pendidikan harus diawali
dengan strategi peningkatan pemerataan pendidikan, dimana unsure makro dan
mikro pendidikan ikut terlibat, untuk menciptakan (Equality dan Equity )
, mengutip pendapat Indra Djati Sidi ( 2001 : 73 ) bahwa pemerataan pendidikan
harus mengambil langkah sebagai berikut :
1. Pemerintah menanggung biaya minimum
pendidikan yang diperlukan anak usia sekolah baik negeri maupun swasta yang
diberikan secara individual kepada siswa.
2. Optimalisasi sumber daya pendidikan
yang sudah tersedia, antara lain melalui double shift ( contoh pemberdayaan SMP
terbuka dan kelas Jauh )
3. Memberdayakan sekolah-sekolah swasta
melalui bantuan dan subsidi dalam rangka peningkatan mutu embelajaran siswa dan
optimalisasi daya tampung yang tersedia.
B.
SARAN
Demikian makalah
yang kami buat, tentunya kami sebagai
penulis sangat mengharapkan bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
sekalian dapat memberikan kontribusi positif bagi pembaca khususnya Mahasiswa
STAIN Palopo.
Dan kami
menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekeliruan, oleh karena
itukami sangat mengharapkan saran dan kritikan guna kesempurnaan penulisan
makalah selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Darmadi,
Hamid. 2007. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung : Alfabeta.
Dewantoro,
Ki Hajar. 1962. Bagian Pertama: Pendidikan. Jogjakarta : Taman Siswa.
Indra
Djati Sidi.2003. Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta : Logos
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Kloang klede Putra Timur
Sudarwan
Danim.2007.Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa
Indonesia..1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka
Zamroni.
2007 . Meningkatkan Mutu Sekolah . Jakarta : PSAP Muhamadiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar