BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kurikulum
2004 mengisyaratkan perlu ada perubahan dalam kegiatan belajar mengajar.
Perubahan kurikulum tidak akan banyak berarti jika perilaku dan cara guru
mengajar tidak ada perubahan. Salah satu ciri dalam perubahan ini adalah
bagaimana seorang guru dapat mempersiapkan program pengajaran secara cermat,
sehingga kegiatan belajar mengajar terlaksana secara menarik, melibatkan siswa,
sumberdaya yang tersedia dan bermakna. Bahan ajar merupakan bagian penting
dalam pelaksanaan pendidikan disekolah. Melalui bahan ajar guru akan lebih
mudah dalam mengajar dan siswa akan lebh terbantu dan mudah dalam belajar.
Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik materi ajar yang disajikan. Dalam membuat bahan ajar, guru harus
mampu memilih bahan ajar dengan baik dan harus menentukan cakupan bahan ajar
agar bahan ajar yang dibuat sesuai dengan apa yang akan diajarkan. Dan tentunya
bahan ajar tdak begitu saja dapat dibuat, seorang guru pun harus mampu
mengetahui sumber-sumber bahan ajar.
B.
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana
langkah-langkah dalam memilih bahan ajar ?
b.
Bagaiman
menentukan cakupan dan urutan-urutan bahan ?
c.
Bagaimana
memperoleh sumber bahan ajar ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Langkah-Langkah Dalam Memilih Bahan Ajar
Sebelum melaksanakan pemilihan bahan
ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria
pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih
untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain
pihak hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan kata lain,
pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk pada standar kompetensi. Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan
oleh guru dan harus dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar
yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi; a.
Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang menjadi acuan atau pemilihan bahan ajar, b.
Mengidentifikasi jenis-jenis bahan ajar, c. Memilih bahan ajar yang sesuai dan
relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
teridentifikasi, dan d. Memilih sumber bahan ajar, secara lengkap, pemilihan
bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Mengidentifikasi
aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi
aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau
dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam
kegiatan pembelajaran.
Mengidentifikasi
jenis-jenis materi pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar
kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara
terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu ; fakta, konsep, prinsip dan
prosedur. Materi jenis fakta adalah materi berupa nama obyek, nama tempat, nama
orang, lambing, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan
lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, defenisi, hakekat, inti isi.
Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.
Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan
telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.
Materi pembelajaran aspek afektif meliputi ;
pemberian respon, penerimaan (apresiasi), internalisasi, dan penelitian. Materi
pebelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
Memilih jenis
materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi yang
akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep,
prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi.
Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan
mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi
pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi
tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk
keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan
strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang
berbeda-beda. Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah
dengan menggunakan “Jembatan Keledai”, “Jembatan Ingatan”, sedangkan metode
untuk mengajarkan prosedur adalah “ demonstrasi”. Cara yang
paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan
adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah
materi yang harus kita ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek
sikap, atau psikomotorik. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk
mengidentifikasi jenis materi pembelajaran:
1.
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa
mengingat nama suatu objek, simbul atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya “ya”
maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah “fakta”. Contoh:Nama-nama
ibu kota kabupaten, peristiwa sejarah, nama-nama organ tubuh manusia.
2.
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu,
mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan
suatu definisi ? Kalau jawabannya “ya” berarti materi yang harus diajarkan
adalah “konsep”. Contoh :Seorang guru menunjukkan beberapa
tumbuh-tumbuhan kemudian siswa diminta untuk mengklasifikasikan atau
mengelompokkan mana yang termasuk tumbuhan berakar serabut dan mana yang
berakar tunggang.
3.
Apakah
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menjelaskan atau melakukan
langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu ? Bila “ya” maka
materi yang harus diajarkan adalah “prosedur”.Contoh : Langkah-langkah
mengatasi permasalahan dalam mewujudkan masyarakat demokrasi; langkah-langkah
cara membuat magnit buatan; cara-cara membuat sabun mandi, cara membaca sanjak,
cara mengoperasikan komputer, dsb.
4.
Apakah
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menentukan hubungan antara
beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep ? Bila
jawabannya “ya”, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan
termasuk dalam kategori “prinsip”. Contoh :Hubungan hubungan antara
penawaran dan permintaan suatu barang dalam lalu lintas ekonomi. Jika permintaan
naik sedangkan penawaran tetap, maka harga akan naik. Cara menghitung luas
persegi panjang. Rumus luas persegi panjang adalah panjang dikalikan lebar.
5.
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk,
suka tidak suka, indah tidak indah? Jika jawabannya “Ya”, maka materi
pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek afektif, sikap, atau nilai.Contoh:Ali
memilih mentaati rambu-rambu lalulintas meskpipun terlambat masuk sekolah
setelah di sekolah diajarkan pentingnya mentaati peraturan lalulintas.
6.
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
berupa melakukan perbuatan secara fisik? Jika jawabannya “Ya”, maka materi
pembelajaran yang harus diajarkan adalah aspek motorik.Contoh:Dalam
pelajaran lompat tinggi, siswa diharapkan mampu melompati mistar 125
centimeter. Materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah teknik lompat
tinggi.
Memilih bahan
ajar. Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber
bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari
berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media
audiovisual, dan sebagainya.
B.
Menentukan Cakupan Dan Urutan-Urutan Bahan Ajar
a.
Menentukan Cakupan Bahan Ajar
Dalam menentukan
cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah jenis
materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek
afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu perlu diperhatikan pula
prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi
pembelajaran menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan
materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke
dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa
detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh
siswa. Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan atau memadainya cakupan
materi juga perlu diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi
dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan
kompetensi dasar yang telah ditentukan.
Misalnya, jika suatu pelajaran dimaksudkan untuk memberikan kemampuan
kepada siswa di bidang jual beli, maka uraian materinya mencakup: (1)
penguasaan atas konsep pembelian, penjualan, laba, dan rugi; (2) rumus
menghitung laba dan rugi jika diketahui pembelian dan penjualan; dan (3)
penerapan/aplikasi rumus menghitung laba dan rugi. Cakupan atau ruang lingkup
materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari
oleh murid terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai
dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Misalnya dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia: Salah satu kompetensi dasar yang diharapkan dimiliki siswa
“Membuat Surat Dinas “. Setelah diidentifikasi, ternyata materi pembelajaran
untuk mencapai kemampuan Membuat Surat Dinas tersebut termasuk jenis prosedur.
Jika kita analisis, secara garis besar cakupan materi yang harus dipelajari
siswa agar mampu membuat surat dinas meliputi: (1) Pembuatan draft atau konsep
surat, (2) Pengetikan surat, (3) Pemberian nomor agenda dan (4) Pengiriman.
Setiap jenis dari keempat materi tersebut masih dapat diperinci lebih lanjut.
Cakupan atau ruang
lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus
dipelajari oleh murid terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai
sehingga sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
b.
Menetukan Urutan Bahan Ajar
Urutan penyajian bahan
ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya
tanpa urutan yang tepat, jika diantara beberapa materi pembelajaran mempunyai
hubungan yang bersifat prasyarat akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya.
Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi
penjumlahan belum dipelajari. Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika
materi pengurangan belum dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan
ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok
yaitu ; pendekatan prosedural, dan pendekatan hierarkis. Pendekatan prosedural
yaitu urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan
langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu
tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan
peralatan kamera video, sedangkan pendekatan hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat
berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus
dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
C.
Sumber Bahan Ajar
Sumber
bahan ajar merupakan tempat dimana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam materi
mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarimya, sesuai
dengan prinsip pembeajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita
gunakan untuk mendapatkan materi dari setiap standar kompetensi dan kompetensi
daasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini : (a) buku teks
yang diterbitkan oleh berbagai penerbit, gunakan sebanyak mungkin buku teks
agar dapat diperoleh wawasan yang luas, (b) laporan hasil penelitian yang
diterbitkan oleh lembaga penelitian atau para peneliti sangat berguna untuk
mendapatkan sumber bahan ajar yang aktual dan mutakhir, (c) jurnal penerbitan
hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. Jurnal-jurnal tersebut berisikan
berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya
masing-masing yang telah dikaji kebenarannya, (d) pakar atau ahli bidang studi
penting digunakan sebagai sumber bahan ajar yang dapat dimintai konsultasi
mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan dan
sebagainya, (e) profesional yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang
tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan
keuangan, (f) buku kurikulum penting untuk dugunakan sebagai sumber bahan ajar.
Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan
materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum
hanya berisikan pokok-pokok materi, (g) penerbit berkala seperti harian,
mingguan, dan bulanan yang banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan
bahan ajar suatu mata pelajaran, (h) internet yang banyak ditemui segala macam
sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai mata pelajaran
dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dicopy,
(i) berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai
jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan dilaut,
di hutan belantara melalui siaran televisi, dan (j) lingkungan (alam,sosial,seni
budaya, teknik, industri, ekonomi).
Perlu diingat dalam menyusun rencana
pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku atau terbitan tersebut hanya
merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya menggantungkan pada
buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak tepat pula tindakan
mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian tahun.
Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan
digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk
diajarkan. Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa
mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak sumber
materi. Bagi guru, sumber utama untuk mendapatkan materipembelajaran adalah buku
teks dan buku penunjang yang lain.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Secara
garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi; (a) Mengidentifikasi
aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
menjadi acuan atau pemilihan bahan ajar, (b) Mengidentifikasi jenis-jenis bahan
ajar, (c) Memilih bahan ajar yang sesuai dan relevan dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi, dan (d) Memilih sumber bahan
ajar, secara lengkap.
Dalam
menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan
apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur)
aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu perlu diperhatikan pula
prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi
pembelajaran menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.
Urutan
penyajian bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau
mengajarkannya tanpa urutan yang tepat, jika diantara beberapa materi pembelajaran
mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat akan menyulitkan siswa dalam
mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian.
Sumber
bahan ajar merupakan tempat dimana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam materi
mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarimya, sesuai
dengan prinsip pembeajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita
gunakan untuk mendapatkan materi dari setiap standar kompetensi dan kompetensi
daasar.
B.
Saran
Demikian makalah yang
berjudul”PENGEMBANGAN BAHAN AJAR”
tentunya kami sebagai penulis sangat
mengharapkan bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian dapat
memberikan kontribusi positif bagi pembaca khususnya Mahasiswa STAIN Palopo.
Dan kami menyadari
bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekeliruan, oleh karena itukami sangat
mengharapkan saran dan kritikan guna kesempurnaan penulisan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
St. Marwiyah.
2008. Pengembangan Bahan Ajar. Palopo
http://mgmpips.wordpress.com/2007/03/24/sumber-bahan-ajar/
http://mgmpips.wordpress.com/2007/03/23/penentuan-cakupan-dan-urutan-bahan-ajar/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar